JAKARTA - Tim sukses Joko Widodo
(Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut banyak "hantu" dalam
Pilkada DKI Jakarta. Hantu itulah yang bisa mengurangi atau menambah
suara dalam Pilkada.
"Kalau yang kemarin kan ada hantu yakni nama
ganda dan kartu pemilih ganda," kata tim sukses Jokowi-Ahok, Deni
Iskandar di Galeri TIM, Cikini, Jakarta, Minggu (29/7/2012).
Deni
mengatakan pihaknya mengkhawatirkan hantu jenis baru yakni PNS (Pegawai
Negeri Sipil) yang memiliki rumah dinas di Jakarta. Padahal, PNS
tersebut penduduk diluar Jakarta.
"Walaupun enggak banyak amat, padahal aturannya 6 bulan tinggal baru bisa jadi pemilih," ujarnya.
Hantu
jenis ini, kata Deni, memiliki jabatan rendah dan bisa diatur oleh
atasannya. Namun, kini mereka bereaksi negatif kepada atasannya.
"Kita tunggu di Bulan Agustus setelah Ramadan, birokrat itu mau membuka hatinya datang ke tim Jakarta Baru," kata Deni.
Deni
mengungkapkan jenis lainnya adalah hantu perbatasan, dimana terdapat
warga diluar Jakarta. Namun, karena rumahnya berbatasan dengan ibukota
maka terdapat perubahan dalam identitas warga tersebut.
"Nanti
RW-nya berubah, ada penggemukan RT, ada penambahan TPS, akhirnya ada
hantu baru. Kami akan jaga betul daerah perbatasan dengan satgas anti
hantu pemilu," kata Deni.
Namun, Deni menceritakan adapula diluar
jenis hantu yang masih berharap untuk memilih. Mereka adalah 8000 orang
yang kehilangan hak pilihnya di putaran pertama sehingga mengadu ke
posko Jokowi-Ahok.
"Mereka inilah yang dihantukan," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar