Polisi bersama karyawan Bank Central Asia (BCA) Cabang Banda Aceh berhasil meringkus Ar (42), anggota jaringan pembobol uang ATM milik nasabah bank yang selama ini beraksi di Banda Aceh.
Lelaki asal Palembang itu ditangkap saat berupaya membobol kartu ATM BCA milik Cut Erlis (27), warga Neusu Jaya, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh yang tersangkut di mesin ATM Komplek Rumah Sakit Fakinah, Banda Aceh, Rabu siang (17/7/2012).
Selain menyita sejumlah kartu ATM dan barang bukti lainnya yang diyakini sebagai alat bantu yang dipergunakan pelaku, polisi juga menemukan sejumlah barang bertulisan Arab yang melekat di bagian tubuh pelaku.
Benda dimaksud diyakini sebagai jimat yang digunakan Ar setiap ingin melancarkan aksinya. Namun, polisi belum dapat memastikan manfaat penggunaan benda-benda magis tersebut.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK SH melalui Kasat Reskrim AKP Wahyudi menyebutkan, sejauh ini kasus pencurian uang yang dilakukan Ar dan diyakini anggota jaringan pembobol uang ATM milik nasabah bank, masih dikembangkan.
Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti kartu ATM dari sejumlah bank serta beberapa benda yang diyakini sebagai alat bantu untuk memperlancar aksinya.
Polisi menduga, uang milik nasabah yang hilang akibat kartu ATM-nya tersangkut di mesin ATM, lalu menghubungi nomor call center palsu yang ditempel oleh anggota jaringan, diyakini bagian dari jaringan Ar, pelaku yang tertangkap itu.
Bahkan, menurut keterangan pelaku kepada penyidik, mereka pernah merambah ke Malaysia demi melakukan aksi kriminal yang sama.
“Bagi yang merasa pernah menjadi korban dari aksi pelaku, kami minta bisa menemui Kanit Jatanras Satreskrim Polresta Banda Aceh, untuk membuat laporan,” sebut Wahyudi.
Pembobol Uang
ATM BCA Dibekuk
Korbannya Sendiri
Polisi bersama karyawan Bank Central Asia (BCA) Cabang Banda Aceh berhasil meringkus Ar (42), anggota jaringan pembobol uang ATM milik nasabah bank yang selama ini beraksi di Banda Aceh.
Lelaki asal Palembang itu ditangkap saat berupaya membobol kartu ATM BCA milik Cut Erlis (27), warga Neusu Jaya, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh yang tersangkut di mesin ATM Kompleks Rumah Sakit Fakinah, Banda Aceh, Rabu (17/7/2012) siang.
Cut yang saat itu bersama ibunya, Ulfa (60), sempat menelepon nomor call center palsu yang tertera di sisi kanan boks ATM, begitu mengetahui kartunya ditelan mesin. Upaya itu dilakukan setelah pelaku yang berpura-pura antre sebagai seorang nasabah mengarahkan korban agar segera melapor ke nomor telepon call center yang tertera di boks ATM itu.
Cut yang menghubungi nomor call center itu langsung curiga saat seorang wanita yang mengaku dari pusat layanan BCA meminta nomor PIN (personal identification number) kartu ATM miliknya dengan dalih segera diblokir. Tapi, sepengetahuannya, tidak mungkin petugas bank yang resmi meminta nomor PIN seorang nasabahnya, sehingga kecurigaannya pun bertambah.
Apalagi korban mengamati kembali nomor call center yang harus dihubunginya itu menggunakan nomor handphone pribadi.
“Pembicaraan saya dengan wanita yang mengaku dari pusat layanan BCA itu sempat putus, sepertinya dia habis pulsa. Karena tak lama setelah itu dia hubungi saya lagi pakai nomor lain. Waktu putus itulah, saya gunakan meminta bantuan teman mencari tahu nomor petugas BCA yang bisa saya hubungi. Jadi, saat pembicaraan kami berlanjut lagi dan dia minta nomor PIN, saya pun memberikan nomor PIN palsu,” kata Cut Erlis kepadaSerambi (Tribun Network).
Wanita yang diyakini Cut Erlis sebagai bagian sindikat itu, meminta agar korban segera melapor ke BCA terdekat untuk melaporkan kejadian tertelannya kartu ATM tersebut. Namun, karena kecurigaannya sudah begitu kuat, Cut bersama ibunya justru enggan beranjak dari gerai ATM tersebut.
“Setelah saya hubungi, mereka minta saya menunggu di sana. Pada waktu itulah terlihat gerak-gerik pria yang sebelumnya sempat mengantre dan menyuruh saya menghubungi nomor call center yang tertera di boks ATM BCA itu, seperti orang gelisah,” ujarnya.
Hal itu membuatnya semakin curiga. Apalagi, wanita yang sebelumnya menelepon Cut dan mengaku dari pusat layanan BCA, beberapa kali menghubunginya dan meminta korban segera melapor ke BCA.
“Saya merasa seperti ada yang mengamati. Pasalnya, cewek yang mengaku dari pusat layanan itu tahu saya ada duduk di sana. Karena semakin waswas saya pun coba minta pinjam gunting pada apotek di samping ATM itu, sekadar memastikan apa ada benda yang mengganjal, sehingga kartu ATM saya tertahan. Waktu itu juga wanita itu kembali menghubungi hp saya dan meminta saya tidak melakukan tindakan apa pun pada mesin ATM,” ungkap Cut Erlis.
Instingnya mulai mengisyaratkan bahwa ia sedang berhadapan dengan anggota sindikat pencurian uang di ATM milik nasabah, sehingga ia sangat berharap petugas bank segera datang.
“Saya langsung pergi setelah petugas berada di sana dan memastikan anggota sindikat itu sedang masuk ke dalam boks ATM,” ujar korban.
Informasi yang diperoleh Serambi, pelaku yang tertangkap basah di bagian boks ATM saat beraksi mengeluarkan kartu ATM dari mesin itu langsung berusaha kabur ke belakang rumah sakit. Teriakan maling pun mengagetkan masyarakat, sehingga aksi amuk massa pun tak terhindarkan saat pelaku berhasil ditangkap.
Selama ini diketahui upaya pengungkapan terhadap jaringan pembobol uang dari kartu ATM milik nasabah itu sulit diungkap, karena jaringannya dinilai cukup terorganisir dengan rapi. Terbukti dari beberapa nomor call center palsu yang pernah ditemukan terpasang di boks ATM yang areanya berada di luar Aceh, seperti pernah dirilis Serambi sebelumnya, yakni nomor 021-703-38-377 yang terpasang di boks ATM Bank Mandiri. Bahkan di boks ATM Bank Mandiri Ajuen juga pernah tertempel nomor call center palsu, yakni 0651-7129284.
0 komentar:
Posting Komentar